DESA LENTERA
PROGDI PERBANKAN
SYARIAH S1
Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam
Saat ini menempuh
semester II di Institut Agama Islam Negeri Salatiga
PENDAHULUAN
Mencoba mengurai keindahan kita saat
ini, mungkin ada hal yang terlupakan dari sebuah tatanan kebersamaan. Hal yang
paling terlupakan itu adalah desa. Cobalah kita bertanya kepada orang-orang
disekitar kita tentang Indonesia saat ini, maka jawaban mereka adalah seputar
politik, hukum dan kriminal. Pertanyaan lebih lanjut bagaimana pemahaman mereka
tentang desa?
Secara formil definisi desa telah
diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999 dimana desa merupakan kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada didalam daerah kebupaten.
Desa Bejaten terletak diantara 5
desa, yaitu desa Padaan, desa Kalongan, desa Belon, desa Mranggen, desa Giling,
dan desa Jetis. Desa Bejaten adalah desa yang nyaman dan asri. Kondisinya masih
penuh dengan persawahan dan masih banyak pepohonan yang tumbuh sehingga membuat
desa Bejaten sangat nyaman untuk ditinggali. Menurut salah satu narasumber yang
saya wawancara yaitu bapak Nasihuddin, desa Bejaten awalnya didirikan oleh Mbah Jati.
Pada awalnya desa bejaten merupakan hutan belantara jati yang luas, penemu desa
ini tidak diketahui nama aslinya, penduduk desa biasa memanggilnya dengan
sebutan mbah Jati. Beliau lah yang menamakan hutan belantara jati ini dengan
nama Bejaten.
ISI
A. KEPERCAYAAN
DAN RELIGI
Menurut
Koentjoroningrat (2003:73), “Kebudayaan” dari kata sansekerta Budhayah bentuk
jamak dari Buddhi yang berarti budi/kekal.
Masyarakat
desa Bejaten yang semula dikenal dengan sistem kepercayaan animisme dan
dinamisme yang masih kuat, saat ini telah mengalami pergeseran. Kepercayaan
animisme dan dinamisme masyarakat dalam perkembangannya mengalami perubahan,
seiring masuknya kaum penyebar agama dan dikenalnya pendidikan agama formal.
Masuknya kaum missionaries, zending, maupun ulama di masyarakat telah mengikis
ajaran animisme dan dinamisme. Masyarakat umunya telah menganut salah satu agama dari 5
agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Meskipun secara penuh belum menjalankan syariat ajarannya. Seperti halnya
masyarakat desa Bejaten kini juga telah menganut agama tersebut. Namun, di sana
hanya ada satu macam agama yaitu agama Islam.
Dalam
penyebarannya, agama Islam lebih cepat masuk ke desa Bejaten melalui nenek moyang
bangsa. Desa Bejaten terkenal dengan desa dengan masyarakat Islam yang luar
bisa. Di sini banyak tokoh agama baik Kyai maupun Ustadz. Standar sekolah pun
juga didasarkan pada pendidikan agama, seperti halnya sekolah dasar, di desa
ini dibangun Madrasah Ibtidaiyah, untuk sekolah menengah pertama Madrasah
Tsanawiyah dan untuk sekolah menengah atas Madrasah Aliyah. Tidak hanya itu
untuk menunjang ilmu agama di desa ini juga dibangun sebuah Taman Pendidikan
Agama (TPA) atau bisa juga disebut Taman
Pendidikan Qur’an (TPQ). Umunya hanya anak-anak seusia 4-12 tahun yang belajar
di TPA. Untuk anak usia 12 tahun keatas mereka lebih menekankan pada pengajaran
kitab kuning. Pengajaran kitab kuning ini diselenggarakan setiap sore setelah
ashar di masjid di desa Bejaten yang menjadi jantung masjid-masjid yang lain. Selain
itu, banyak juga kegiatan lain di dalam masyarakat tentang keagamaan, seperti
pengajian rutin setiap malam senin untuk laki-laki dari anak-anak sampai
bapak-bapak, pengajian rutin setiap hari kamis untuk ibu-ibu, pengajian bulanan
untuk semua golongan dan pengajian yang dilaksanakan setiap hari setelah
maghrib untuk semua usia yang dibimbing oleh seorang ustadzah.
Di
desa Bejaten juga terdapat beberapa tradisi yang biasa dilakukan oleh
masyarakat yaitu:
1. Tradisi
Nyadran
Nyadran adalah salah
satu prosesi adat budhaya jawa yang dilakukan setahun sekali menjelang bulan
ramadhan dengan berwujudkan kegiatan dari membersihkan makam, memasak makanan,
dan berdoa di makam.
2. Tradisi
Brokohan
Brokohan adalah salah
satu adat untuk menyambut kelahiran bayi.
3. Tradisi
Mitung dino
Mitung dino yaitu
pengajian yang dilakukan untuk mendoakan arwah seseorang yang telah meninggal
pada hari ketujuh.
4. Tradisi
Nyatus
Nyatus yaitu pengajian
yang dilakukan untuk mendoakan arwah seseorang yang telah meninggal pada hari
ke seratus.
B. SISTEM
KEMASYARAKATAN
Setiap
kehidupan masyarakat desa Bejaten pada umumnya diorganisasikan atau diatur oleh
adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam
lingkungan tempat individu hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial
yang paling dekat dan mesra adalah kesatuan kekerabatannya. Masyarakat desa
Bejaten termasuk tipe masyarakat dengan jiwa gotong royong yang kuat, rasa
solidaritas dan unsur kebersamaan yang tinggi, serta rasa keterikatan yang erat
terhadap tanah kelahirannya. Itulah sebabnya terkadang mereka sangat berat
meninggalkan kampung halamannya untuk pergi merantau.
Ada
banyak golongan yang mempengaruhi sistem kemasyarakatan di desa Bejaten.
Biasanya golongan ini dibedakan berdasarkan harta. Ada pepatah yang menyebutkan
bahwa “yang kaya yang berkuasa”, memang benar karena umumnya yang dipandang
orang di desa Bejaten adalah yang memiliki tingkat kasta atas.
Dalam
organisasi kepemerintahan di desa Bejaten terdapat dua sistem kelembagaan yaitu
kelembagaan formal dan kelembagaan non formal. Kelembagaan formal merupakan
struktur lembaga-lembaga yang diurutkan sesuai dengan peraturan pemerintah
pusat. Sedangkan kelembagaan non formal merupakan lembaga-lembaga yang
didirikan berdasarkan keputusan masyarakat desa yang disetujui oleh kepala desa.
Kelembagaan formal meliputi:
A. Pemerintahan desa
Dalam struktur pemerintah desa,
Kepala desa merupakan kedudukan tertinggi di Desa. Dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi maka kepala desa dibantu oleh aparat desa
yaitu sekretaris desa, kepala urusan dan kepala dusun. Selain itu, di tiap –
tiap dusun terdapat RT dan RW guna membantu kepala dusun dalam mengatur dusun.
Tugas dari masing-masing aparat Desa
Bejaten:
1)
Kepala Desa
Kepala desa merupakan kedudukan
tertinggi dalam pemerintahan desa yang bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang ada di Desa. Segala pertumbuhan dan perkembangan Desa dipengaruhi oleh
kinerja kepala desa.
2) Sekretaris
Desa
Tugas sekretaris desa sebagai
pendamping kepada desa dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin kelembagaan
desa. Sekretaris desa bertugas mengurusi administrasi pemerintahan desa dan
mendukung program kerja untuk keberhasilan kinerja lembaga desa.
3)
Kepala urusan pemerintahan
Membantu Kepala Desa dalam tugas
pelayanan, pemberdayaan dan penyelenggaraan Pemerintahan Umum dan Pemerintahan
Desa seperti menyelenggaraan kegiatan yang terkait dengan bidang pertahanan dan
kependudukan.
4) Kepala
Urusan Keuangan
Bertugas mengatur dan mengelola
keuangan. Kaur Keuangan bertanggung jawab mencatat atas keluar-masuk uang dalam
sistem pemerintah.
5)
Kepala Urusan Umum
Menangani administrasi surat
menyurat secara external dan internal, Kaur juga menangani masalah perlengkapan
dan kebutuhan desa yang berkaitan dalam forum perangkat desa.
6)
Ketua Dusun
Kepala dusun bertugas menjaga
ketertiban dan keamanan dusun yang nantinya dibantu oleh RW dan RT serta
bertanggung jawab kepada kepala desa atas kelancaran program kerja kepala dusun
di setiap dusun-dusun di Desa Bejaten.
7)
Ketua RW
Dibentuk melalui musyawarah pengurus
RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa. Tugas ketua RW
adalah mengurusi administrasi yang tingkatannya lebih rendah.
8) Ketua
RT
Dibentuk melalui musyawarah
masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Desa. Tugas ketua RT juga mengurusi administrasi
yang tingkatannya lebih rendah dari tugas ketua RW.
B. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
BPD dibentuk sebagai badan pengawas
dan kontrol bagi pemerintah desa. Selain itu BPD juga berfungsi sebagai mitra
kerja pemerintah desa. Keanggotaan BPD adalah wakil dari desa bersangkutan yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat.
C. LPMD (Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa)
Dibentuk dalam rangka upaya
pemberdayaan masyarakat desa yang diprakarsai masyarakan dan juga berfungsi sebagai
mitra kerja pemerintah desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi masyarakat
dalam bidang pembangunan.
Kelembagaan Non Formal meliputi:
A. Pengajian warga
Setiap lingkungan RT atau RW pada
desa Bejaten terdapat kegiatan pengajian yang
diadakan tiap satu minggu sekali. Pengajian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengajian bapak-bapak, dan
pengajian ibu-ibu. Pengajian ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi
antar warga. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan keimanan terhadap Allah SWT.
B. Majelis Ta’lim Lailatul Ijtima
Lailatul Ijtima merupakan majelis
ta’lim yang mengumpulkan seluruh anggota organisasi-organisasi islam yang ada
pada Desa Bejaten. Pada kegiatan ini juga dihadiri seluruh perwakilan dari
dusun dan tokoh agama Desa Bejaten. Kegiatan ini diadakan setiap minggu pon
dalam kalender jawa. Selain pengajian dan istighosah, pada kegiatan ini biasanya
juga dilakukan diskusi mengenai isu-isu atau masalah yang ada di Desa Bejaten.
Dengan adanya tokoh – tokoh masyarakat diharapkan dapat memberikan jalan keluar
atau solusi bagi permasalahan desa.
C. GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani)
Dibentuk dalam mewujudkan pertanian
tangguh untuk pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya
saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani maka diperlukan
dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui penyuluhan pertanian dengan
pendekatan kelompok yang dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian.
GAPOKTAN dibagi menjadi POKTAN yang ada pada setiap dusun.
D. LKMD (Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa)
Tugas Lembaga Kemasyarakatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 meliputi:
1. Memelihara kerukunan hidup warga
masyarakat
2. Membantu menjalankan tugas pelayanan
kepada masyarakat yang menjadi tanggunng jawab Pemerintah Desa
3. Menyusun rencana pembangunan secara
partisipatif
4. Melaksanakan, mengendalikan,
memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif
5. Menggerakkan dan mengembangnkan
partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat
6. Menumbuhkembangkan kondisi dinamis
masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat
E. PKK
Berperan dalam menggerakkan ibu-ibu
dalam kegiatan kemasyarakatan. PKK juga bertujuan untuk memberdayakan peran
perempuan dalam pembangunan desa. Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan antara
lain seperti posyandu, arisan dan lainnya.
F. Karang Taruna
Dibentuk untuk mendorong para pemuda
agar lebih aktif, kreatif dan produktif. Selain itu dapat menghindarkan para
pemuda dari kegiatan-kegiatan yang negatif. Biasanya kegiatan karang taruna di
desa Bejaten diisi dengan kerjabakti setiap satu minggu sekali, pengagendaan
kegiatan-kegiatan desa dalam rapat rutin setiap bulan, dan kerjabakti
membersihkan masjid serta mushola setiap menjelang bulan ramadhan.
C. SISTEM
PENGETAHUAN
Menurut Gordon B. Davis (1991:91) sistem informasi
adalah suatu sistem yang menerima input data dan instruksi mengolah data sesuai
dengan instruksi dan mengeluarkan
hasilnya.
Sistem
pengetahuan masyarakat desa Bejaten saat ini telah mengalami perkembangan.
Kini, pengetahuan masyarakat desa Bejaten tidak hanya sebatas pengetahuan
tentang lingkungan sekitar, namun telah bergeser ke dalam lingkungan nasional
maupun internasional. Intensitas interaksi yang tinggi dengan komunitas luar
dan masuknya media informasi telah membuka jendela pengetahuan masyarakat desa
Bejaten.
Sumber
pengetahuan masyarakat tidak hanya terbatas dari tokoh adat, namun bercabang
mulai dari tokoh-tokoh agama, staf pemerintah, karyawan perusahaan, peneliti,
maupun informasi dari tayangan media elektronik. Akibatnya sistem pengetahuan
masyarakat desa Bejaten semakin berkembang. Hal ini didukung pula oleh masuknya pendidikan formal di masyarakat,
meskipun masih sebatas tingkat sekolah dasar. Peletakan pendidikan formal di
masyarakat desa Bejaten yang dimulai dari tingkat sekolah dasar ini telah
menumbuhkan semangat untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Hal ini
terbukti dari tidak sedikitnya pemuda yang berasal dari masyarakat desa Bejaten
mengenyam pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi.
Dalam
perkembangannya, banyak sekali perbedaan pengetahuan antara masyarakat desa
Bejaten pada jaman dahulu dan sekarang. Dahulu masyarakat desa Bejaten tidak
mengenal pengetahuan teknologi canggih namun sekarang hampir semua masyarakat
menggunakan berbagai macam teknologi canggih baik dalam hal alat masak, alat
hubung, alat bantu untuk pertanian, alat bantu pengajaran formal maupun non
formal dan alat bantu dalam sistem pemerintahan. Hal ini disebabkan karena
perkembangan pengetahuan masyarakat dari hari ke hari.
D. SISTEM
MATA PENCAHARIAN
Sebagian besar masyarakat di desa Bejaten bermata
pencaharian sebagai petani. Baik sebagai petani asli, petani garap, maupun
petani kontrak. Hal ini disebabkan karena kondisi alam di desa Bejaten yang
belum banyak dibangun perumahan dan bangunan-bangunan lain melainkan masih
berupa lahan persawahan. Umumnya masyarakat desa bejaten menggunakan lahan
pertanian untuk menanam padi, namun juga ada beberapa yang menanam hasil
pertanian lain seperti cabai, bawang merah dan putih, kentang, tebu, jagung,
serta sayuran lain. Ada juga yang menanam hasil pertanian berupa buah-buahan.
Selain bertani masyarkat desa Bejaten juga bermata
pencaharian sebagai peternak, umunya mereka berternak ayam, angsa, dan lele
yang kemudian hasil tersebut di jual ke masyarakat daerah sendiri maupun
masyarakat luar daerah.
Selain bertani dan berternak masyarakat desa Bejaten
juga ada yang bekerja sebagai penjual baik di warung atau pasar bahkan kios,
ada yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), guru atau dosen, sopir,
bahkan tenaga kerja di luar negeri. Dengan begitu kehidupan di desa Bejaten
menjadi semakin berkembang dengan adanya berbagai macam mata pencaharian serta
hasilnya.
E. SISTEM
PERALATAN/TEKNOLOGI
Lucas (2000)
Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis.
Kini
teknologi masyarakat desa Bejaten telah berubah. Teknologi yang digunakan oleh
masyarakat untuk meringankan aktivitas kerja saat ini tidak hanya menggunakan
alat yang bersifat tradisional, namun sebagian telah dikerjakan dengan
menggunakan tenaga mesin. Alat tersebut digunakan untuk menghemat tenaga dan
efisiensi waktu. Pembajakan sawah tidak menggunakan kerbau lagi tapi banyak
yang telah menggunakan mesin traktor yang terbukti lebih menghemat tenaga dan
waktu. Penerangan tidak lagi menggunakan lampu teplok dengan bahan bakar minyak
tanah, tetapi sudah memakai penerangan berupa lampu listrik. Mekanisasi telah
diterapkan oleh masyarakat desa Bejaten dalam sistem teknologinya merupakan
hasil dari interaksi yang telah dilakukan masyarakat dengan komunitas luar
daerahnya sehingga membawa kemajuan-kemajuan dalam pengetahuan yang sebelumnya
berkembang di desa tersebut.
Berikut
ini dalah perkembangan peralatan memasak di desa Bejaten:
1.
Tungku Api
Tungku atau
di sunda lebih dikenal dengan nama “ Hawu “ Ini adalah alat untuk memasak (
kompor ) yang terbuat dari tanah liat atau tumpukan batu bata. Bahan bakar
untuk memasak yang digunakan adalah kayu bakar. Tungku masih banyak juga yang
menggunakan, terutama untuk daerah pedalaman yang penduduknya masih tergolong
miskin.
2.
Anglo
Hampir sama
dengan tungku yang memiliki fungsi untuk alat memasak. Anglo ini terbuat dari
tanah liat dengan berbahan bakar utama arang atau kayu bakar. Anglo masih dapat
ditemukan pada pedagang makanan tradisional.
3.
Dandang
Dandang adalah alat masak tradisional untuk memasak nasi. Dandang biasanya
terbuat dari tembaga, berwarna kuning keemasan dan memiliki bentuk seperti topi
pesulap yang dibalik. Penggunaan dandang untuk menanak / masak nasi dengan cara
mengukusnya.
4.
Kukusan bambu
Kukusan
bambu atau dalam bahasa sunda “ Aseupan “ adalah alat masak yang menjadi
pelengkap dandang dalam menanak nasi. Aseupan ini terbuat dari bambu dan
bentuknya seperti tumpeng.
5.
Tampah
Tampah
adalah penampang bulat dan lebar yang terbuat dari bamboo. Fungsinya adalah
untuk menampah beras untuk memisahkan sekam beras dan kotoran lainnya pada
beras.
6.
Tempayan
Tempayan
adalah gentong besar yang terbuat dari tanah liat. Tempayan memiliki fungsi untuk
menyimpan persediaan air di dapur. Tempayan yang berukuran lebih kecil biasanya
digunakan juga sebagai tempat penyimpanan beras. Namun kini tempayan banyak
digunakan untuk hiasan pada taman ataupun kolam.
Masih banyak
alat masak tradisional lainnya yang mungkin kita sudah lupa atau bahkan tidak
mengetahuinya. Bannyak manfaat yang didapatkan dari menggunakan alat
tradisional, diantaranya masakan menjadi lebih aman dan sehat karena terbuat
dari bahan alami. Selain itu memasak dengan peralatan tradisional memberikan
rasa yang lebih nikmat dan enak.
F. KESENIAN
Leo Tolstoy
(Sumardjo, 2000:62) seni merupakan ungkapan perasaan sang pencipta yang
disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat merasakan apa yang dirasakan
pelukis.
Di desa Bejaten
ada satu macam kesenian yaitu kesenian rebana. Rebana adalah salah satu
kesenian tradisional desa Bejaten yang menjadi alat dimasa dahulu untuk
menyebarkan agama islam. Ini menjadi salah satu bentuk alat yang mudah diterima
oleh masyarakat untuk syiar penyebaran agama yang lebih mudah didekati dengan
aspek seni. Penyampaian pesan moral dengan muatan agama lebih dapat dicerna
oleh masyarakat dibandingkan dengan metode ceramah atau khutbah yang sifatnya
satu arah. Seni menjadi alat yang paling baik untuk menyampaikan muatan-muatan
positif dan ajakan untuk mengikuti nilai-nilai agama.
Pertunjukan
rebana di tanah Bejaten dapat disaksikan saat berlangsungnya acara atau
hajatan, semisal dalam acara pernikahan, maulid, sunatan dan beberapa acara
budaya lainnya. Secara umum kelompok rebana di desa Bejaten tidak lepas dari
dinamisasi perkembangan. Kini mulai hadir modifikasi rebana yang mendobrak
aturan rebana klasik namun tidak melupakan kaidah-kaidahnya. Mereka tetap
menjaga eksistensi awal rebana sebagai metode penyebaran islam. Mereka masih
menyempatkan berdzikir disaat menghentak rebana, dan melantunkan kidung-kidung
bernafaskan islam.
Satu hal yang
patut dicatat dan menjadi bentuk pelestarian budaya seni rebana ini adalah
adanya perlibatan generasi muda dalam kelompok rebana ini. Hal ini dapat
menjadi sebuah “regenerasi” untuk melahirkan pemain rebana yang akan meneruskan
seni tradisional Bejaten.
G. SISTEM
BAHASA
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa adalah system bunyi yang arbiter,
yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk berkomunikasi, berinteraksi,
bekerjasama, dan mengidentifikasi diri.
Di desa Bejaten umunya masyarakatnya
menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari. Ada aturan-aturan yang
diterapkan dalam berkomunikasi di desa Bejaten. Di desa Bejaten dalam
berkomunikasi lebih menekankan pada unggah-ungguh bahasa yang artinya adat
sopan santun, tatakrama, tatasusila dalam menggunakan bahasa jawa. Untuk usia
yang sepadan mereka menggunakan bahasa ngoko, untuk berbicara dengan yang lebih
tua menggunakan bahasa krama inggil, dan untuk berbicara pada sesepuh
menggunakan bahasa krama alus.
Namun
dalam perkambangannya masyarakat desa Bejaten juga ada yang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai alat berkomunikasi sehari-hari. Namun umumnya meraka tetap
menekankan pada kaidah bahasa jawa yang telah dibangun sejak lama oleh nenek
moyang mereka. Misalnya untuk acara-acara yang diselenggarakan di desa Bejaten
dalam pelaksanaannya masih menggunakan bahasa jawa sebagai alat komunikasi baik
dalam acara rapat rutin, pengajian, pernikahan dan acara-acara yang lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Realita budaya masyarakat desa Bejaten dari hari ke
hari telah mengalami dinamika seiring masuknya intrusi budaya yang dibawa oleh
arus globalisasi dan modernisasi. Budaya arif masyarakat desa Bejaten lambat laun
tergerus oleh
intrusi budaya yang memamerkan prinsip rasionalitas dan efisiensi dengan
memboyong mitos budaya komunitas luar sebagai symbol kemajuan sekaligus salah
satu upaya mencapai peradaban yang tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Dudung.2015.Pengertian
dan Fungsi Sistem Informasi Menurut para Ahli. http://www.dosenpendidikan.com/12-pengertian-dan-fungsi-sistem-informasi-menurut-para-ahli/.
Diakses: 16 Juni 2015
Karakteristik
sosial desa Kedung Lumpang. https://lhsdesakedunglumpang.wordpress.com/karakteristik-kelembagaan-desa-kedunglumpang/. Diakses:
16 Juni 2015
Parta Setiawan.2015.Pengertian Teknologi Informasi Menurut para Ahli. http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-teknologi-informasi-menurut-para-ahli/.
Diakses: 16 Juni 2015
Alat Masak
Tradisional. https://deviazizaf.wordpress.com/coba/alat-masak-tradisional/.
Diakses:16 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar